Analisa Berbagai
Contoh Nyata Dalam Melafal Amituofo
(Bagian 1)
Ada sebuah contoh dimana ada sebuah vihara yang
mengadakan kegiatan pelafalan Amituofo selama tiga tahun, makan dan tempat
tinggal telah disediakan, anda dapat melafal Amituofo dengan tenang. Akhirnya
sungguh diluar dugaan, seluruh peserta tidak ada yang bisa bertahan sampai
detik terakhir, bahkan akhirnya mereka malah mengubah keyakinannya dan memeluk
pintu Dharma yang lain, hanya ada satu-satunya peserta yang berhasil, yakni
paman guru. Mengapa demikian?
Karena jika menyuruhmu setiap hari tidak perlu
mengerjakan apa-apa, hanya menyuruhmu melafal Amituofo, andaikata anda tidak
memahami teorinya, apakah anda dapat membangkitkan keyakinan dan melanjutkan
melafalnya? Ini harusnya adalah masalah utama! Selanjutnya mari kita membuat
ulasan, mengapa semua pesertanya tidak sanggup bertahan hingga tiga tahun, hanya ada satu peserta
saja yang sanggup bertahan?
Ada tiga alasannya yakni alasan pertama adalah
motivasi yang salah, yang menjadi motivasinya datang melafal Amituofo, bukanlah
bertekad lahir ke Alam Sukhavati, tetapi adalah untuk mencapai “pikiran
terfokus tak tergoyahkan”, yang juga dengan keinginan yang begitu kuat “untuk
berharap memperoleh sesuatu”, akhirnya? Sehari tidak berhasil mendapatkannya,
dua hari juga tidak, bahkan hingga setahun juga tidak ada, maka merasa amat
kecewa! Sungguh sedih sekali, tidak merasa adanya keberhasilan.
Setelah ditaklukkan oleh rasa kecewa, maka segera
kehilangan keyakinan, ingin mencari pintu Dharma lainnya. Sesungguhnya walaupun
tidak memperoleh “pikiran terfokus tak
tergoyahkan” juga bisa terlahir ke Alam Sukhavati! Asalkan ada keyakinan dan tekad maka dapat
terlahir ke Alam Sukhavati, justru sebaliknya, praktisi yang kehilangan
keyakinan yang tidak dapat terlahir ke
Alam Sukhavati.
Motivasi mereka juga sudah salah, satu pihak
menginginkan agar diriku, si gelembung air kecil ini, dapat meraih
keberhasilan, secara dasar ini sudah bertentangan dengan Buddha Dharma yang
menghendaki tidak melekat pada keakuan! Buddha mengatakan harus melatih sikap “tidak
ada yang diperoleh”, sedangkan kita bersikeras ingin ada yang bisa diperoleh,
niat ingin memperoleh ini akan mengundang Avidya (kegelapan batin). Mulut
melafal nama Buddha Usia Tanpa Batas, tetapi pikiran mengarah ke Avidya, dengan
demikian apakah telah mengarah ke channel yang tepat?
Petikan
Ceramah Master Dao Zheng : Penyelamatan Dari Klinik 24 Jam
一個念佛實例的分析
(一)
一位童子說:『關於剛才的問題,我就想到師父跟我們講的一個例子,就是說,之前有一個道場,他們辦了一個三年的活動讓你來念佛,供你吃,供你住,你只要念佛就好。結果非常的意外,所有的人都沒有辦法堅持到最後,而且最後都改信別的法門,唯一堅持下來的,只有師父的師叔。為什麼?我想是因為如果叫你每天什麼事都不要做,只叫你念佛,如果你在理上沒有了解,你能夠這樣信受念下去嗎?這應該是最主要的問題吧!』
下面我們就來檢討,為什麼大家都沒有辦法堅持念三年,只有一個人能堅持下來呢?這檢討起來有幾個重要的原因:第一、就是念佛的動機錯了,念佛的動機,不是求生西方,是求我要得一心不亂,也就是以一種很強烈的『有所得心』,結果呢?一天沒得,兩天沒得,一年沒得,就覺得很失望啊!很沮喪,沒有成就感。被失望的情緒打敗了,就失去信心,想去找其它的法門。其實,沒有得一心不亂也能往生啊!就是往生凡聖同居土啊!有信願,就可以往生,反而是失去信心,才不往生。
檢討這樣的動機,根本就錯了,一方面,求我這個小水泡,要如何成就,這基本上已經和佛法去掉我執的方向相反了!佛說要無所得,我們偏要有所得,就是和佛抬槓啦!涅槃經說:『有所得者,名為無明』啊!心中想要有所得,就是朝著無明邁進。口中念無量光的名字,心中向無明,這樣頻道會對嗎?
節錄自 :道證法師 《永不休診的救度》