Kasus sadis menjadi adegan sukacita --- panggilan nurani penghitung digital.
Melepaskan pedang dunia persilatan. Meninggalkan duniawi menjadi Bhiksu.
Saya mengenal seorang Bhiksu, beliau memberi saya
pencerahan dan bantuan yang besar. Bhiksu ini amat maitri karuna, ramah,
terutama dalam membantu melafal Amituofo, maka akan berusaha semaksimal mungkin.
Andaikata dia tidak memberitahukan kepada anda, anda pasti takkan mengenalinya,
dulunya dia pernah menjadi anggota sebuah kubu gangster, dan dalam kelompok itu
dia adalah seorang “peradilan”. Pertama
kali mendengar istilah “peradilan” ini saya tidak mengerti, ternyata contohnya
adalah : “Potong tiga jari tangan.......dan sebagainya”, dia memberitahu bahwa
kelompok mereka menyembunyikan pisau persilatan di sepatu masing-masing, selalu pergi berkelahi.
Namun setelah menjadi Bhiksu, setelah melatih diri melafal Amituofo untuk
jangka waktu yang lama, sehingga orang tidak melihat ada kesan sedemikian pada
penampilannya.
Jalinan jodoh sebuah penghitung digital lafalan Amituofo.
Suatu hari saya bersama beberapa orang umat pergi
mengunjunginya, kebetulan sedang terjadi sesuatu, ada seorang pemimpin sebuah kubu gangster, datang
berterimakasih padanya, kami jadi begitu penasaran dengan apa yang sedang
terjadi. Ternyata pemimpin kubu gangster ini, dalam sebuah kesempatan yang
begitu tiba-tiba, bertemu dengan Bhiksu ini, Bhiksu ini menasehatinya agar
melafal Amituofo, juga membagi pengalaman nya di masa lalu, mereka berbincang
sampai larut, kemudian Bhiksu menghadiahkan sebuah “penghitung digital lafalan
Amituofo” kepada ketua gangster, dan ketua gangster menyimpannya di dalam mobilnya.
Kemudian kubu ketua gangster ini tidak harmonis
dengan kubu lainnya, maka terjadilah perkelahian, kubu ketua gangster ini
berniat untuk menangkap anggota kubu musuhnya dan mematahkan kaki mereka, lalu
mereka mulai bertindak. Mereka benar-benar serius dan berhasil menangkap
anggota kubu musuh, menyekapnya ke dalam mobil dan menyetir mobil hingga ke kuburan
yang sepi, bersiap-siap untuk menjalankan niat mereka.
Panggilan penghitung digital
lafalan Amituofo……Cepatlah melafal Amituofo! Lekaslah bertobat!
Pada saat itu sungguh tak terduga, mobil milik ketua gangster karena berjalan
di jalanan yang tidak rata, sehingga mobil bergoyang-goyang, penghitung digital
lafalan Amituofo juga ikut melompat keluar, seperti sedang memanggil “Sebutlah
Amituofo! Sebutlah Amituofo!”, ibarat juga maitri karuna Buddha sedang menuntun
nya.
Mengapa saya masih berbuat jahat?
Amituofo! Saya tak ingin melakukannya lagi!
Ketika melihat penghitung digital, tanpa disadari tangannya mengambil
benda tersebut, juga tanpa disadari dia telah melafal Amituofo beberapa kali, Amituofo,
Amituofo………….melafal dan melafal terus, tanpa terasa hatinya mulai terasa
sejuk, juga jadi teringat pada Bhiksu yang menghadiahkannya penghitung digital
tersebut, mengapa orang lain bisa meninggalkan duniawi dan menjadi Bhiksu
memulai kehidupan yang baru, namun kenapa saya malah terus melakukan kejahatan?
Kemudian dia meneruskan melafal Amituofo, Amituofo, dan tiba-tiba dia
melontarkan perintah kepada bawahannya : “Saya tak ingin melakukannya lagi!”
Memutar balik arah mobil, menuju Jalan KeBuddhaan (daripada mematahkan
kakinya lebih baik mentraktirnya minum soda!)
Para
anggotanya berkata : “Bos, kenapa tiba-tiba memutuskan tak mau melakukannya
lagi! Tanpa dirimu semuanya juga jadi tak bermakna lagi! Kami juga mau mundur!”,
karena itu ketua gangster memutuskan memutar balik arah mobilnya, dan pergi
membeli beberapa kaleng minuman soda, kemudian minum bersama
anggota-anggotanya, juga mentraktir para tahanan nya.
Berterimakasih atas nasehat yang
diberikan Bhiksu, melafal Amituofo mengubah senjata menjadi kain sutera (tak
perlu masuk penjara!)
Pihak keluarga
kubu musuh telah melapor ke polisi tentang kasus penyekapan oleh ketua
gangster, kepolisian juga segera
mengadakan penyelidikan dan mencari orang yang hilang, namun kekuatan jasa
kebajikan melafal Amituofo telah mengubah adegan sadis menjadi adegan sukacita,
perang menjadi perdamaian, mengubah senjata menjadi kain sutera, tidak sempat
menjadi adegan berdarah, sehingga tidak sempat menjadi tahanan penjara.
Kemudian ketua gangster ini semakin berpikir semakin timbul rasa
berterimakasih, penghitung digital hadiah dari Bhiksu, bukan saja telah
menyelamatkan nya, juga pihak musuhnya, maka itu dia sengaja menyempatkan diri
berkunjung untuk berterimakasih pada sang Bhiksu.
Perkumpulan gangster dapat menjadi
Bodhisattva Pesamuan Kolam Teratai.
Dengan
kegigihan, mencari kembali jiwa sejati
--- barulah disebut ksatria sejati!
Semua makhluk memiliki jiwa KeBuddhaan, jasa kebajikan dari nama
Amituofo sungguh tak terbayangkan, dapat menggerakkan benih kebajikan setiap insan,
dapat memunculkan jiwa KeBuddhaan semua makhluk. Dengan sebersit niat melafal
Amituofo, para anggota gangster juga
dapat berubah menjadi Bodhisattva pesamuan kolam teratai. Saya sangat
menghormati ketua gangster ini, pencerahannya, segera memutar balik arah
mobilnya ---“lautan penderitaan tiada batas, kembali ke jalan yang benar adalah
pantai bahagia”, Saya selalu melakukan introspeksi diri, andaikata ketika
menemukan ada sikap yang salah, apakah saya juga akan memiliki kegigihan serupa
dengannya untuk langsung memperbaiki diri dan bertobat? Jujur saja, saya tak
sebanding dirinya! Dia bisa melepaskan kerisauannya, dan dengan keberanian
memperbaiki diri, sungguh seorang ksatria sejati!
Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi
Pesamuan Kolam Teratai