Ada seorang penderita kanker hidung dan tenggorokan,
tumornya telah membesar sehingga dia sulit untuk bernafas dan sungguh tersiksa.
Sebelum
ajal, dia membangkitkan niat untuk bervegetarian, dan berkata padaku : ”Dokter
Guo, bila penyakitku ini tidak memiliki harapan lagi, tolong doakan agar saya
bisa lebih cepat sampai di negeri Buddha Amitabha”. Kanker jenis ini bila
segera diobati dari awal, harusnya memiliki kemungkinan sembuh yang sangat
besar, namun pasien ini memang sudah terlambat ketika menyadarinya.
Suatu
malam dia kesulitan bernafas dan kebetulan saya sedang tidak bertugas, para
dokter berusaha menyelamatkan nyawanya namun gagal. Keesokan paginya saya baru
masuk kerja dan saat itu dia telah meninggal dunia, keluarganya mengurus
administrasi untuk keluar rumah sakit. Ketika melihat jasadnya terbaring, hatiku
sempat berduka, saya mengatakan padanya : “Dalam kehidupan yang begitu singkat
ini, dan telah merasakan berbagai penderitaan, anakmu yang masih kecil dan
suamimu, bukan menjadi urusan anda lagi, kini lepaskanlah segalanya, ikutilah
saya melafal Amituofo, ikutilah Buddha Amitabha ke Alam Sukhavati”. Kemudian saya berada di sampingnya dan melafal
Amituofo, semoga Buddha Amitabha ber maitri karuna menuntun nya. Tiba-tiba dia mengalirkan airmata, saya segera
memanggil para suster untuk datang melihatnya, saya berkata : “Menurut ilmu
kedokteran seorang manusia yang telah dinyatakan mati dan pernafasan juga telah
berhenti, denyut jantung juga sudah tidak ada lagi, tekanan darah juga tidak
ada lagi, semua sudah tak ada lagi, namun menurut ajaran Buddha, setelah
seseorang itu wafat, karena kemelekatan, kesadaran nya masih belum meninggalkan
jasadnya, rata-rata memerlukan waktu 8 jam barulah meninggalkan jasadnya, karena itu kita
harus memperlakukan jasad almarhum
dengan baik”.
Namun pada masa sekarang bila wafatnya di rumah
sakit, pada umumnya takkan mengizinkan kita menaruh jasad selama 8 jam agar
kita bisa melafal Amituofo untuknya, hal ini sungguh disesali. Namun sebagai
umat Buddha kita harus memperhatikan bahwa saat menjelang ajal adalah saat yang
sangat penting. Karena ketika manusia akan menghembuskan nafas terakhir, pada
detik kematiannya, empat unsur akan terpisah sangat menderita, kesadaran yang
akan terlepas dari tubuhnya terasa ibarat kura-kura yang akan terlepas dari
cangkang nya, begitu menderita, pada saat begini janganlah menyentuhnya, lebih
baik membantunya melafal Amituofo, menuntun nya, agar membangkitkan pikiran
benar melafal Amituofo, agar dia dapat memunculkan sukacita bertekad terlahir
ke Alam Sukhavati, jika tidak, maka akan mengikuti karma bertumimbal lahir.
Walaupun anda adalah seorang presiden, atau raja juga sulit terhindar dari
tumimbal lahir!
Di sini saya memperingatkan praktisi sekalian agar
bila bertemu ada sanak keluarga, kerabat atau teman……sampai anda sendiri, harus
diperhatikan, sebelum ajal tiba harus melafal Amituofo dan setelah ajal juga
harus melafal Amituofo selama 8 jam, asalkan memiliki tekad dan keyakinan yang
menyeluruh, Buddha pasti datang menuntun
dan menjemput. Selama 8 jam ini pula janganlah menyentuh dan memindahkan jasadnya.
Bila anda penderita penyakit parah atau pernah merawat pasien penyakit parah,
tentunya bisa memahami ketika terbaring tak berdaya, ketika orang lain
membantumu memakaikan pakaian, atau membalikkan tubuhmu, tentunya akan sakit
sekali, pikiran pun jadi galau.
Sebagian orang menganggap melafal Amituofo adalah untuk
mengantar orang mati, sebenarnya Buddha Amitabha adalah cahaya tanpa batas dan
usia tanpa batas, tujuan kita melafal Amituofo untuk penderita penyakit parah
adalah bila ajalnya belum sampai, melafal Amituofo mengandalkan kekuatan
pemberkatan dari Buddha, menghapus malapetaka dan memperpanjang usia, sebaliknya
bila ajalnya telah tiba, maka Buddha Amitabha akan menjemputnya ke Alam
Sukhavati, setelah mencapai KeBuddhaan kembali menyelamatkan semua makhluk.
Banyak pasien yang pernah saya temui, di mana ilmu
kedokteran telah memastikan telah meninggal dunia, namun setelah beberapa jam
kemudian, dari hidungnya keluar darah, atau mengalirkan airmata, maka itu saya
sangat yakin pada anjuran para sesepuh terdahulu yang mengatakan bahwa jasad
jangan disentuh dan dipindahkan sebelum 8 jam, serta membantunya melafal
Amituofo. Semoga anda sekalian juga tidak meremehkan anjuran ini, jika tidak,
maka akan merupakan kesalahan yang sulit ditebus.
Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng --- Mendengar
Lantunan Tembang Sungai Gangga