Bila hati manusia mengamalkan ajaran, dengan
sendirinya takkan muncul kerisauan
“Bila hati manusia mengamalkan ajaran, dengan
sendirinya takkan muncul kerisauan”, praktisi Nian-fo juga demikian, bila hati kita
senantiasa peduli dan melekat pada orang lain, masalah dan kondisi luar, mata
dan telinga kita juga ikut berhamburan keluar, sesungguhnya kita tidak
menfokuskan pikiran pada Buddha, kemudian pikirkan kembali, masalah yang kita
pedulikan dan kita kejar, apakah sama dengan sebongkah batu, yang tidak ada
kaitannya dengan tekad kita terlahir ke Alam Sukhavati, jadi apa yang masih
perlu dipedulikan? Apa nilainya sehingga kita harus menghabiskan tenaga untuk
mengejarnya?
Sibuk mengejar batu, tidak melihat Buddha
Apakah kita sudi menjadi anjing batu?
Master Guang-qin berkata : “Kalau begitu tidak berpendirian bagaimana bisa
terlahir ke Alam Sukhavati?” Harus memiliki kebijaksanaan, dapat mengikhlaskan
--- “batu yang dilempar tak layak dikejar”,
teguhkan hati jangan mengejarnya, barulah memiliki pendirian, melafal
Amituofo barulah mendapat pembebasan, bila tidak, ketika Buddha Amitabha
datang, anda masih terus sibuk mengejar batu, sampai akhirnya Buddha tidak
kelihatan lagi!
Dikutip
dari ceramah Master Dao-zheng : “Teratai
Mustika Yang Cacat”.