Membahas
beberapa tradisi kepercayaan (bagian 1)
Mengapa harus membawa daun dan rumput
untuk menangkal hawa jahat?
Banyak praktisi Nian-fo tidak membangkitkan
keyakinan sepenuhnya pada Buddha Amitabha dan Buddha Dharma dengan benar, dan
malah percaya pada tradisi, bahkan begitu kuat sampai tak tergoyahkan.
Misalnya : banyak orang percaya bahwa “rumput”
dapat menangkal hawa jahat, maka itu ketika mengunjungi orang sakit, membantu
melafal Amituofo, atau melayat, harus membawa beberapa helai daun di kantong, untuk
mencegah………sebenarnya apa yang harus dicegah, dia saja tidak tahu,
kesimpulannya, mereka hanya takut pada benda yang berunsur yin, mari kita
membahas jalan pemikiran orang yang suka membawa helaian daun dan rerumputan :
(1) menandakan dalam hatinya ada ketakutan, takut
kalau dengan mengunjungi orang sakit atau melayat, akan merugikan diri sendiri;
takut orang sakit dan orang meninggal memiliki hawa jahat yang akan mencelakai
dirinya. ini sangat jelas, ya, “demi melindungi diri sendiri”, belumlah dapat membangkitkan niat untuk
memberi manfaat pada orang lain, keyakinan terhadap kekuatan cahaya maitri
karuna sangatlah lemah.
(2) menandakan
bahwa tidak memiliki keyakinan pada kekuatan melafal Amituofo, walaupun melafal
Amituofo, dia sangat takut kalau kekuatan Buddha tak bisa menahan hawa jahat.
Di dalam hatinya, Buddha tak sebanding dengan sehelai daun atau rumput, karena
itu tak bisa mengandalkan kekuatan Nya, maka itu memilih daun dan rumput
sebagai pelindungnya.
(3) menandakan dia begitu percaya pada kekuatan
daun dan rumput, sehingga mengandalkan kekuatan daun dan rumput.
(4) menandakan
dia takut hantu, dia tidak membangkitkan maitri karuna dan tekad untuk
menyelamatkan. Dia mengandai-andaikan hantu itu galak, berhawa jahat, dan dapat
mencelakai dirinya, sesungguhnya dia sungguh tak memiliki toleransi pada hantu.
Hawa jahat hasil ciptaan pikiran,
ketakutan berasal dari pikiran, hantu juga diciptakan oleh pikiran.
Anda sekalian jangan meremehkan cara pemikiran
orang yang “membawa jimat daun dan rumput” ini. Niat dan tindakan yang kecil ini,
telah menandakan dia “tidak yakin pada Buddha”, ini masalah serius, yang juga
menandakan bahwa dia belum membangkitkan Bodhicitta, terlebih-lebih tidak yakin
pada kekuatan dirinya dalam melafal Amituofo, sehingga harus meminta bantuan
pada orang lain, pelindung yang lain. Tidak mengetahui bahwa “Hawa jahat
berasal dari pikiran, hantu diciptakan dari pikiran”, karena egois, tidak
memiliki maitri karuna maka pikiran semakin berhawa jahat. Niat serakah, akan mengundang
channel setan. Memiliki keyakinan yang sembarangan juga adalah hawa jahat. Jika
sebaliknya dapat membangkitkan keyakinan melafal Amituofo, maka takkan timbul
hawa jahat, menciptakan bayangan hantu. Anda perlu tahu mencari hantu di dalam
cahaya adalah hal mustahil, hanya dalam kegelapan batin dan khayalan barulah
ada banyak bayangan hantu. Asalkan batin bercahaya maka takkan ada kegelapan.
Dengan pikiran benar melafal Amituofo, maka takkan berkhayal dan sembarangan
berpikir, maka hantu juga takkan muncul.
Melafal Amituofo perlu yakin pada
diri sendiri, yakin pada kekuatan Buddha, hati tiada kekhawatiran.
Kita harus memahami bahwa Buddha memenuhi semua
ruang dan waktu, kemampuannya juga memenuhi seluruh ruang dan waktu, tanpa
batas. Demikian pula dengan pikiran
kita, luasnya juga tanpa batas, kekuatannya
juga tak terhingga. Seorang praktisi
harus yakin akan kekuatan pikiran sendiri yang tiada batas ini, dan meyakini
Buddha adalah mengembangkan yang tak terhingga ini, meyakini Buddha dan diri
sendiri, dengan kekuatan keyakinan membangkitkan kekuatan pikiran, sebersit
niat pikiran memiliki kekuatan tak terhingga.
Namun sayangnya kita lebih suka menfokuskan pikiran
ke tubuh maya ini, sehingga kekuatan pikiran juga jadi menyusut, selalu merasa
takut dan khawatir, sepertinya seluruh dunia hendak mencelakai diriku; takut
pada orang, takut pada anjing, takut gelap, takut hantu, takut mati……; sebelum memperoleh ingin mendapatkan, setelah
mendapatkan takut kehilangan. Sesungguhnya
sepanjang hidup, tidak ada yang kita peroleh dan kehilangan, sepanjang hidup
selalu mengkhawatirkan ini dan itu, juga takkan memperoleh apa-apa.
Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi
Pesamuan Kolam Teratai