Hari
ini topik yang ingin saya ulas adalah “Mendengar Lantunan Tembang Sungai
Gangga”, beberapa tahun yang lalu saya mengadakan perjalanan ke India, menaiki
kapal feri melintasi Sungai Gangga, saat itu saya menenangkan diri mendengar
alunan irama Sungai Gangga, irama yang terdengar sayu-sayu yang tiada hentinya,
terdengar bagaikan semburan kelahiran dan kematian. Bila kita mendengarkan
dengan penuh perhatian, setiap suara yang ada di Sungai Gangga, ada suara anak
kecil, orang dewasa, tangisan, tawa, ………, , semua suara-suara yang berubah ini melebur dan menyatu, marilah kita
mencoba mendengar semua suara ini yang melebur dan menyatu menjadi sepatah
Amituofo. Lihatlah setiap potret Sungai Gangga, setiap bayangannya, setiap
bayangan kapal feri yang lalu lalang pulang dan pergi, mentari yang terbenam,
awan yang tergantung, burung-burung yang berterbangan, semua ini membentuk
sungai kehidupan, sehingga kita dapat menikmati pemandangan di Sungai Gangga,
dan mendengarkan alunan tembang Sungai Gangga.
Kapal feri terus melaju melintasi Sungai Gangga
sampai pada pinggiran sungai yakni tempat kremasi orang India. Orang India bila
mati sangat berjiwa besar, jasadnya tak perlu dimasukkan ke peti mati, hanya
dibalut dengan kain, dan dibakar di krematorium Sungai Gangga. Jasad orang kaya
dibakar dengan kayu yang cukup sehingga menjadi abu yang sempurna, kemudian abunya dibuang ke
Sungai Gangga, jasad orang yang miskin dibakar dengan seadanya saja, dan juga
dibuang ke Sungai Gangga. Setibanya di sana, kami melihat ada sebuah tumpukan
bara api, dan terjulur keluar sepasang kaki yang hitam, oh! Kaki yang sudah
hangus ini pada awalnya memiliki kulit merah muda, lembut dalam gendongan
bundanya. Beberapa waktu kemudian dia adalah jejak dalam tumpukan bunga, banyak
pria muda yang ingin memilikinya, perlahan jalan berbatuan telah membuatnya
jadi kasar, lambat laun dia jadi tua, dan layu, lama kelamaan dia menjadi
sepasang kaki hangus di atas tumpukan api, dan kemudian menjadi penyeka pasir
di Sungai Gangga. Marilah kita dengarkan lantunan tembang di Sungai Gangga,
melihat potret di Sungai Gangga, potret
ini bukan hanya milik insan lain, namun juga milik kita sendiri, potret
ini tiada habisnya saling berpadu menjadi satu.
Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng --- Mendengar
Lantunan Tembang Sungai Gangga