Segera lakukan
introspeksi diri
Kita bisa melakukan introspeksi diri
: Apakah dalam keseharian walaupun dikelilingi suara lafalan Amituofo, kita
juga bisa emosi? Juga terfokus memikirkan masalah yang menimbulkan kerisauan,
tidak mendengar suara lafalan Amituofo (tidak memiliki hati yang penuh hormat
mendengarkan irama lafalan Amituofo), ini disebabkan oleh kekuatan kerisauan
kita melebihi kekuatan tekad melafal Amituofo, maka itu kita bisa gagal. Coba pikirkan,
siapa yang menyuruhmu lebih menyukai kerisauan daripada melafal Amituofo. Siapa
yang menyuruhmu lebih sudi emosi daripada bertekad lahir ke Alam Sukhavati? Andaikata
kita lebih sudi tinggal di dunia ini dan kemudian senang berdebat serta
perhitungan dengan orang lain, tidak sudi melewati kehidupan bahagia di Alam
Sukhavati, Buddha Amitabha juga tak berdaya dan menuruti kemauan kita! Mengapa
kita tidak sudi memandang Buddha Amitabha namun malah sudi menatap musuh?
Mengapa kita tidak sudi mendengar irama lantunan Amituofo namun senang
mendengar irama penderitaan? Kita memang sudi untuk terperosok ke dalam
kotoran, dan terjalin dengan permusuhan, tak sudi terjalin dengan Alam
Sukhavati dan suara lafalan Amituofo, Buddha Amitabha hanya dapat menanti diri
kita kalpa demi kalpa.
Siapa yang
menentukan kelahiran kita ke Alam Sukhavati?
Saat menjelang ajal, semua musuh kita akan muncul, namun ini
bukanlah masalah besar, namun yang penting ketika bertatap muka dengannya, niat
apa yang muncul di benak kita? Apakah kita dapat mengendalikan diri? Kita harus
berpikir jernih : niat kita terlahir ke Alam Sukhavati ditentukan oleh kita
sendiri atau musuh kita? Ketika musuh muncul, kita juga tetap berwelas asih
melafal Amituofo, jangan biarkan dia
menarik kamu ke dalam emosi, asalkan kita gigih berusaha melafal Amituofo,
musuh kita juga tak berdaya mempengaruhi kita! Kita hanya mengurus diri
sendiri, jangan sampai kebiasaan buruk, jangan biarkan pikiran buruk muncul,
inilah yang perlu kita latih dalam keseharian, maka itu yang menentukan
terlahir tidaknya kita ke Alam Sukhavati adalah diri sendiri! Dalam satu hari
ingin melafal berapa kali nama Buddha, bukanlah hal yang sulit, lagipula jumlah
lafalan bukanlah syarat utama yang menentukan terlahir ke Alam Sukhavati. Yang
perlu kita latih adalah emosi kita, mampu menenangkan hati melafal 10 kali
Amituofo, barulah merupakan hal yang penting, barulah memiliki tekad terlahir
ke Alam Sukhavati. Jika tidak, maka akan tertinggal di dunia ini meneruskan
amarah, meneruskan menjadi budak dari emosi!
Melepaskan rasa
cinta dan rasa benci, menikmati sukacita nan suci.
Mengapa ketika melihat seseorang itu
kita jadi tak suka, membenci, namun juga suka melihatnya, sehingga diri kita
jadi tak bahagia, juga tak bisa lahir ke Alam Sukhavati? Mengapa kita tidak menggunakan mata ini untuk
melihat Buddha, sehingga timbul sukacita dan terlahir ke Alam Sukhavati? Perlu
kita ketahui bahwa rasa benci ketika melihat seseorang itu bukan berarti
“membenci alam saha”! Menurut ceramah dari guru sesepuh, yang dimaksud dengan
“membenci alam saha” adalah membenci tabiat buruk kita, pikiran jahat kita,
bukannya membenci orang lain, tidak suka melihat insan tersebut; bila memiliki
pikiran ini menandakan bahwa hati kita sempit, maitri karuna yang tak cukup,
barulah melihat orang itu jadi tak suka.
Ada sebuah kutipan penting dari
ceramah Upasaka Huang Nian-zu, sebagian orang berpendapat benci dan rindu itu
adalah terbalik, sesungguhnya benci dan rindu adalah sama, benci adalah sisi
terbalik dari rindu, karena awalnya ada rasa rindu dulu, disebabkan tidak
sesuai dengan keinginan, barulah timbul rasa benci. Seperti kasus pasien yang
pernah kita ulas sebelumnya, sesungguhnya dia berharap anaknya dapat
berkelakuan baik, kerinduannya pada sang anak, keinginan mengharapkan itu,
namun anaknya tidak sesuai dengan keinginannya, barulah timbul kebencian
dihatinya. Andaikata itu anak orang lain, maka dia tidak berharap, tidak
merindukan, juga tak perlu membuang tenaga untuk membencinya, juga takkan dapat
mempengaruhinya saat menjelang ajal.
Jika berniat lahir ke Alam Sukhavati
maka dalam keseharian harus melatih, pertama, melakukan introspeksi diri, bila
kita tak timbul niat pikiran, tidak merindukan sesuatu, harusnya ini adalah hal
yang normal, juga tidak merasakan sesuatu itu tidak sesuai dengan keinginan
kita. Bila sebaliknya pikiran kita tergerak kemudian mempedulikannya,
merindukannya, barulah ada yang tak sesuai dengan keinginan kita. Jika kita
berniat terlahir ke Alam Sukhavati maka harus melepaskan rasa rindu dan rasa
benci, lepaskan segala “cinta dan benci”, dari cinta akan menjadi benci atau
“cinta tapi benci” dan sebagainya, pupuklah pikiran suci barulah dapat menjauhi
alam saha, bersukacita menyempurnakan tekad terlahir ke Alam Sukhavati.
Dikutip
dari ceramah Master Dao-zheng : “Teratai
Mustika Yang Cacat”.