Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu (bagian 1)
Sepatah “ucapan hantu”, telah membuat
kepanikan manusia, bunga dan rumput jadi berganti warna.
Suatu hari, ada sebuah tempat perkumpulan praktisi
Nian-fo kedatangan seorang yang mengaku bisa melihat feng-shui, yin dan yang,
bisa melihat hantu, orang ini melihat ada tanaman bonsai yang sedang
dipersembahkan kepada Buddha, dengan nada berwibawa dia berkata : “Manusia yang
tinggal di sini sedikit, benda ini termasuk unsur yin, orang lain yang
memandangnya akan timbul kerisauan, lagipula akan mengundang kedatangan hantu,
lebih baik disingkirkan saja”. Di antara umat perkumpulan ternyata ada beberapa
yang pengecut dan keyakinan nya yang kurang teguh, begitu mendengar tanaman
bonsai termasuk unsur yin, mengundang hantu, segera panik dan ketakutan, padahal
awalnya melihat daun-daun nan hijau ini sungguh menyejukkan hati, namun
gara-gara tercampurnya perkataan “yin” dan “ada hantu”, langsung menjadi kesan
menyeramkan. Pikiran para praktisi pun menjadi kalut, sejenak mereka telah
melupakan melafal Amituofo, yang terpikir hanya harus secepatnya menyingkirkan
benda yin ini.
Sebersit pikiran
melafal Amituofo, hati pun jadi bercahaya, hantu pun jadi terselamatkan.
Menghormati
Buddha, juga termasuk benda persembahan pada Buddha, tidak berhak, juga tak
berwenang menyingkirkannya.
Salah satu anggota Sangha mengingatkan mereka :
“Tanaman bonsai itu adalah persembahan dari umat, karena telah dipersembahkan
pada Buddha maka merupakan hak milik Buddha, cahaya Buddha adalah yang paling
terang, benda persembahan kepada Nya juga akan memiliki cahaya yang paling
terang, bagaimana mungkin ada unsur yin? Kita melafal nama Buddha dengan
setulus hati, Buddha juga akan berada bersama kita, bila ada hantu, maka
hantunya sejak awal sudah terselamatkan oleh Buddha. Lagipula seorang praktisi
Nian-fo seharusnya memiliki hati yang maitri karuna pada hantu, mengapa malah
takut pada mereka? Sebagai pengikut Buddha kita harus memiliki pandangan benar,
jangan karena mendengar ucapan unsur yin dan yang, segera ingin menyingkirkan
benda yang telah dipersembahkan untuk Buddha, bertindak sendiri adalah
keangkuhan, tidak memandang kepentingan umat lain.
Walaupun anggota Sangha itu telah menasehati
mereka, namun para praktisi yang masih diliputi ketakutan pada hantu, ketika
anggota Sangha itu telah pergi, segera memindahkan tanaman bonsai tersebut.
Mulanya mereka ingin meminta bantuan tukang kebun, namun begitu mendengar unsur
yin, siapapun tak berani menyentuhnya, kemudian meminta bantuan orang lain
untuk membuang bonsai ini ke hutan
belukar. Dengan demikian hati mereka jadi lega karena telah menyingkirkan
hantu.
Meninjau
kembali keyakinan melafal Amituofo
Bagaimana kesan anda setelah mendengar kisah ini? Mengapa kita harus membahas masalah ini? Yakni
kita harus mengkaji kembali keyakinan diri kita dalam melafal Amituofo. Banyak
praktisi yang walaupun mulutnya melafal Amituofo, namun tidak mengenal Buddha
Amitabha sehingga tidak memiliki keyakinan.
Buddha Amitabha---Cahaya Tanpa Batas,
menyelamatkan hantu yang tak terhitung!
Di dalam sutra tertera bahwa Buddha Amitabha adalah
cahaya tanpa batas, dapat menerangi seluruh pelosok yang gelap, juga dapat
menyelamatkan para hantu yang tak terhitung jumlahnya. Cahaya tanpa batas Nya
Buddha Amitabha juga memiliki kemampuan tiada batas, kebijaksanaan Nya dapat
menyelesaikan semua kesulitan. Kita harus memiliki keyakinan ini, barulah dapat
sejalan dengan Buddha. Namun jika sebaliknya begitu mendengar bonsai berhantu
langsung ketakutan, berarti cahaya Buddha tak sebanding dengan hawa yin bonsai.
Pandangan salah ini berarti telah mengabaikan kemampuan Buddha yang tiada batas,
bila demikian buat apa masih melafal Amituofo?
Melafal Amituofo namun tidak yakin,
berarti channel tidak sesuai.
Bila menggunakan pemikiran yang salah ini dan sikap
yang salah untuk melafal Amituofo, tentu saja tak sesuai dengan channel Buddha,
ini bukan karena Buddha Amitabha tidak memiliki kekuatan, namun ini karena anda tidak memiliki
keyakinan pada kekuatan Buddha, malah sudi menerima ucapan yang tidak jelas
asal usulnya. Maka ini berarti anda mengarahkan channel anda ke arah kegelapan,
dan tak terhubung dengan cahaya.
Semua tercipta dari pikiran;berpikir positif menciptakan dunia
yang indah
Buddha membabarkan bahwa segalanya tercipta dari
pikiran, tanaman bonsai itu begitu indah dipandang ketika perasaan manusia
sedang senang, setiap daunnya seakan-akan penuh senyuman; bagi praktisi yang di
dalam hatinya ada Buddha, maka setiap daun seakan-akan sedang melafal Amituofo
dan membabarkan Dharma; hanya orang yang pikirannya gelap, barulah merasa benda
itu mengandung unsur yin; orang yang diliputi kebodohan percaya akan ucapan
yang tak jelas asal usulnya, melihat bonsai saja bisa ketakutan, ini akibat
dari ciptaan pikiran sendiri, yakni “rasa seram”.
“Yin dan Yang” adalah pemikiran manusia yang berlawanan, “kategori yin” tidaklah
mengerikan.
Sesungguhnya yin dan yang, hanya merupakan
pemikiran kita yang saling berlawanan. Bila dikatakan api adalah unsur yang dan
air adalah unsur yin, maka jika unsur yin menimbulkan rasa seram maka janganlah
minum air lagi.
Sebagian orang beranggapan pria termasuk kategori
unsur yang dan wanita adalah unsur yin, bila benda yang berunsur yin harus
disingkirkan, bukankah semua wanita juga harus dipindahkan?
Contohnya aliran listrik ada unsur yang dan yin
(positif dan negatif), bila unsur yin harus disingkirkan, maka listrik tak bisa
mengalir dan alat elektronik juga harus dibuang.
Sejak jaman kuno orang telah beranggapan mentari
termasuk unsur yang dan bumi adalah unsur yin, kalau begitu bukankah kita tiap
hari berpijak di atas unsur yin, mengapa tidak merasa seram?
Pemikiran awam adalah kehidupan adalah unsur yang
dan mati adalah yin. Karena takut mati maka takut pada unsur yin, tapi anehnya
tiap hari begitu banyak mayat ayam, bebek, babi yang berunsur yin, kenapa tidak
ditakuti? Kenapa tidak takut pada roh mereka?
Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi
Pesamuan Kolam Teratai