Ada seorang gadis belia yang cantik, dan pernah menjadi
bunga kelas di sekolahnya, kemudian di mukanya tumbuh tumor yang sangat besar. Walau
harus menanggung beban penderitaan yang besar, masih untung dia sempat
mendengar Buddha Dharma, dia berkata dengan penuh penyesalan : “Sayangnya sudah
terlambat baru mendengar Dharma!” Namun asalkan dia dapat segera membangkitkan
tekad, tiada kata terlambat. Dalam kondisi sedemikian, orang lain pasti sudah
menjerit-jerit, namun dia berusaha
melafal Amituofo, dia mengubah penderitaannya menjadi amerta maitri karuna,
mengubah kerisauan menjadi cahaya yang menyejukkan, dia menyerahkan hatinya
kepada Buddha Amitabha. Dia mengeluarkan semua harta benda dan benda kesayangan
nya untuk dipersembahkan kepada semua orang, dan kemudian menyampaikan pesan
terakhirnya. Banyak anggota Sangha dan sahabat Dharma merasa amat terharu, dan
membantu melafal Amituofo buat dirinya.
Suatu hari, dia menyerahkan 500 yuan kepada saya, meminta
saya membelikan benih bunga, anak pohon bunga harum untuk ditanam di vihara,
atau di luar ruang kebaktian pelafalan Amituofo, sehingga ketika pohon tumbuh
besar dan berbunga tentunya akan menebar semerbak harum sebagai persembahan
sepanjang masa kepada Buddha. Saya sedang berpikir, kita orang yang sehat ini
mungkin tidak memiliki pikiran seindah ini, mungkin orang beranggapan wajah
gadis belia itu kini tak cantik lagi, namun kita sendiri, apakah bisa memiliki
hati yang seindah hatinya? Dia menyumbangkan keluar rantai emas yang
dihadiahkan mamanya, dan berkata padaku : ”Gunakanlah ini untuk mencetak buku
sutra dan sebagai persembahan untuk Tri-Ratana......terserah bagaimana cara
anda menggunakannya, asalkan berguna bagi semua makhluk.” Sungguh terpuji! Dalam kondisi penderitaan
yang besar ini, dia masih memiliki hati yang indah, dari sini anda dapat
merasakan kekuatan dari Buddha Dharma! Banyak orang yang membesuknya, dia
berkata : “Saya adalah rupa dari hukum karma, anda sekalian setelah melihat
diriku, ingatlah selalu jangan berbuat jahat, perbanyak kebajikan, sucikan hati
dan pikiran, mengumpulkan beras mencegah kelaparan! Selekas mungkin untuk melafal Amituofo agar
tidak kecewa datang mengunjungiku”.
Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng --- Mendengar
Lantunan Tembang Sungai Gangga