Melafal Amituofo tak perlu takut pada hantu (bagian 2)
Yang harus disingkirkan adalah unsur yin yang ada di pikiran dan cara
pemikiran yang salah.
Pemikiran salah ini, serta rasa seram yang ada di
pikiran, barulah yang disebut “unsur yin dan kegelapan”, ini yang harus kita
buang, jadi bukan tanaman, namun pemikiran yang salah dan kegelapan batin.
Dengan melafal Amituofo – unsur yin
dan yang juga tersinari oleh cahaya Buddha.
Kita melafal Amituofo, hati kita harus terjalin
dengan cahaya terang, harus memahami : tak peduli unsur yin atau yang, dengan
melafal Amituofo semuanya jadi tersinari cahaya Buddha, semuanya dapat terlahir
di alam yang senantiasa bercahaya, maka itu apa lagi yang perlu ditakuti?
Melafal Amituofo mendapat perlindungan dari para Buddha di sepuluh
penjuru.
Memancarkan cahaya terang nan berwibawa, kekuatan yang tiada batas.
Buddha membabarkan bahwa seorang praktisi Nian-fo
yang memiliki keyakinan dan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, diselilingnya
senantiasa berada 25 Bodhisattvaya Mahasattvaya yang setara dengan Bodhisattva
Avalokitesvara, siang malam terus memberi perlindungan, bukan saja jadi
selamat, namun juga jadi sejahtera. Satu Bodhisattva saja bisa menyelamatkan
roh hantu yang tak terhitung jumlahnya apalagi 25 Bodhisattvaya Mahasattvaya.
Dalam Amitabha Sutra juga tertera bahwa jika ada
putra berbudi, putri berbudi, yang mendengar pembabaran Amitabha Sutra,
menerima dan mengamalkannya, dan juga pernah mendengar nama Buddha Amitabha,
maka semua Buddha di seluruh penjuru alam akan melindungi praktisi ini.
Sehingga dapat dikatakan praktisi yang melafal Amituofo dikelilingi oleh semua Buddha
dan Bodhisattva, senantiasa dilindungi dan dituntun cahaya Buddha.
Semua Buddha di sepuluh penjuru akan melindungi
praktisi yang melafal Amituofo, sehingga begitu banyak cahaya dan kekuatan yang
memberi perlindungan, mengapa harus takut pada hantu? Bila menempatkan Buddha
dibelakang hantu, apakah tidak aneh?
Hantu dan manusia serta hewan adalah
sama-sama makhluk di alam tumimbal lahir.
Mereka juga adalah anak-anak Buddha yang
hendak diselamatkan Nya
Alam Hantu juga termasuk dalam enam alam tumimbal
lahir, makhluk di enam alam ini memiliki rupa yang berbeda, misalnya televisi
bisa menampilkan tayangan yang berbeda ketika anda mengalihkan channelnya. Masing-masing
channel memancarkan gelombang pikiran yang berbeda. Semakin bajik gelombang
pikiran yang dipancarkan maka alam yang dituju akan makin bahagia, sebaliknya
semakin buruk gelombang pikiran yang dipancarkan, maka alam yang dituju juga
akan semakin menderita.
Enam alam tumimbal lahir adalah Alam Surga, Alam Manusia,
Alam Asura, Alam Binatang, Alam Setan, Alam Neraka.
Setan lebih menderita daripada manusia,
lebih tak berdaya untuk bertahan hidup.
Hantu lebih menderita daripada manusia, lebih tak
berdaya untuk bertahan hidup, dunia mereka senantiasa gelap dan harus menahan
lapar, maka itu disebut “alam setan kelaparan”. Tentunya di alam setan juga ada
setan yang memiliki berkah (masa lampau banyak memupuk berkah), misalnya Dewa
Bumi, dan dewa lainnya yang banyak disembah, sebagian orang menyebutnya sebagai
malaikat. Maka itu banyak orang yang memohon berkah dari alam setan, sungguh
sesat. Ini umumnya keluar dari mental orang yang suka menyogok, kebiasaan yang
suka mengambil keuntungan dari orang lain. Hanya dengan biskuit, potong ayam
potong bebek sebagai hadiah persembahan dan mengharapkan kekayaan dari setan.
Ada sebuah
kalimat yang tertulis di sebuah kelenteng kuno di Tainan :
Jika setan
malaikat yang jujur, mana boleh menerima suap!
Bila kita telah menciptakan karma buruk, harusnya
memperbaikinya dari lubuk hati, bertobat dan memperbaiki diri baru dapat
mengeliminasi karma, buat apa menghamburkan uang untuk membeli kertas bakar,
meneruskan berbuat kesalahan, apakah dengan demikian bisa mengeliminasi karma?
Jika setan bisa membuatmu kaya raya dan memberimu berkah, maka dia tak mungkin
bisa jatuh ke Alam Setan. Manusia meminta berkah dari setan, adalah ibarat
bangsawan meminta uang dan baju kepada pengemis, ini sungguh tak masuk akal.
Ibaratnya juga si pengemis juga tak ingin dianggap menakutkan, mereka hanya
ingin kita mengerti perasaan mereka, memperlakukan mereka dengan setara,
membantu mereka, menuntun mereka dengan Buddha Dharma, agar bisa melepaskan
penderitaan buat selama-lamanya.
Hantu juga demikian, hanya ingin mendapat uluran
tangan yang tulus, mereka juga takut terluka dan dibenci. Mereka juga tidak
ingin kita sogok, mereka hanya butuh kita melafal Amituofo buat mereka,
melimpahkan jasa melatih diri untuk mereka, agar mereka dapat secepatnya
terlepas dari alam setan dan terlahir ke Alam Sukhavati. Maka itu bila kita
melewati kelenteng, kita boleh beranjali melafal Amituofo, memohon agar mereka
juga ikut melafal Amituofo, memohon Buddha Amitabha menyelamatkan semuanya,
bersama-sama lahir ke Alam Sukhavati, menikmati kebahagiaan buat
selama-lamanya.
Bertatap muka dengan hantu, tak perlu
merasa aneh dan terkejut, bersikap biasa dan saling menghormati.
Asalkan hati kita memiliki maitri
karuna, melafal Amituofo dan melimpahkan jasa, tak perlu menyogok.
Perlu
diketahui penderitaan makhluk di enam alam tumimbal lahir, penderitaan lahir,
tua, sakit dan mati. Buddha tak rela melihat kita menderita, maka itu setan juga
merupakan makhluk yang hendak diselamatkan oleh Buddha, sama dengan kita yang
merupakan anak-anak Buddha. Enam alam tumimbal lahir berada dalam ruang yang
sama, jadi kalau ketemu bukanlah hal yang aneh, jika kita bertemu orang asing
di jalanan, bukankah ini merupakan hal
yang biasa? Setiap harinya kita bertemu dengan makhluk dari Alam Binatang
misalnya semut, ayam dan sebagainya, bukankah ini merupakan hal yang biasa? Maka itu bertemu dengan hantu juga sama
halnya, tak perlu merasa aneh dan terkejut, asalkan hati kita ber maitri
karuna, melafal Amituofo, saling hormat menghormati, menjalin jodoh Buddha.
Jangan ada niat untuk melukai atau membenci sehingga menjalin jodoh buruk.
Setan juga adalah calon Buddha, jadi kita harus memiliki rasa hormat dan
bersikap baik padanya, namun tak perlu menyogok dan meminta berkah padanya,
juga tak perlu berhubungan atau berteman dengannya. Dapat melimpahkan jasa
kebajikan agar dirinya terlepas dari penderitaan, inilah yang paling baik.
Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi
Pesamuan Kolam Teratai