Ada seorang senior di Taiwan
National University of Science and Technology yang bernama Chun-hua, ia mengalami
kecelakaan mobil sehingga terluka parah dan dibawa ke rumah sakit, setelah
melalui usaha keras dokter namun akhirnya gagal menyelamatkan nyawanya. Dokter
meminta pihak keluarga untuk mempersiapkan diri menghadapi kondisi yang paling
buruk. Rekan-rekan nya segera mengambil langkah untuk melafal Amituofo
melimpahkan jasa buat Chun-hua. Semuanya berharap agar dalam lafalan Amituofo,
Chun-hua dapat pulang ke kampung halaman Buddha Amitabha, menggapai tangan
welas asih Buddha Amitabha.
Namun kemudian rekan-rekan yang
walaupun telah memiliki pengalaman membantu melafal Amituofo yang cukup
memadai, mulai berdiskusi bagaimana langkah selanjutnya untuk membantu teman
yang akan menjelang ajal. Melihat mereka begitu tulus, saya pun ikut mendengar
diskusi mereka.
Dikarenakan pada saat kondisi Chun-hua darurat, ada umat yang
sangat iba melihat Chun-hua dipasang selang sana-sini, makanya menganjurkan
agar masker oksigennya dicabut saja, sementara pihak keluarga tidak tega
melakukan hal ini.
Saya merasa dalam membantu insan menjelang
ajal melafal Amituofo harus menggenggam ucapan Master Ou-yi yakni : “Berhasil
tidaknya seseorang terlahir ke Alam Sukhavati adalah tergantung pada ada
tidaknya keyakinan dan tekad yang dimilikinya”.
Jika
“berhasil tidaknya seseorang terlahir ke
Alam Sukhavati adalah tergantung pada ada tidaknya keyakinan dan tekad yang
dimilikinya”, maka terlahir atau tidak
bukan ditentukan oleh faktor “infus atau tidak diinfus” atau pada ketrampilan
seseorang dalam melafal Amituofo.
☆Namun pada “Buddha Amitabha hendak
menyelamatkan dirimu, apakah anda bersedia diselamatkan?”
☆Jadi ada pada masalah “bersedia”
atau “tidak bersedia” diselamatkan.
Jika keyakinan dan tekad kita teguh,
walaupun diinfus tapi tetap bisa terlahir ke Alam Sukhavati (cobalah pikirkan,
apakah karena seseorang diinfus maka Buddha Amitabha tidak menjemputnya?). Jadi
masalahnya adalah harus memiliki keyakinan dan tekad yang teguh.
Sebaliknya bila tidak memiliki keyakinan dan
tekad yang teguh, ada tidaknya diinfus juga tak bisa terlahir ke Alam
Sukhavati!
Karena itu ketika kita menemukan
kondisi yang sudah tidak bisa diubah, misalnya sudah diinfus dan dipasang
selang sana sini, kita tidak memiliki pilihan lagi. Daripada memperdebatkan
layak atau tidak layak, lebih baik waktu yang ada digunakan untuk melafal
Amituofo.
Pikiran kita harus terfokus pada
“melafal Amituofo dengan keyakinan dan tekad”, dan bukan diletakkan pada “infus
atau selang”, ini harus kita perhatikan setiap saat kita membantu insan lain
melafal Amituofo.
Dikutip dari buku “Buddha Hendak
Menyelamatkan Dirimu”karya Master Dao-zheng