Insan yang memiliki berkah dan kebijaksanaan, barulah dapat meyakini
Hati Buddha dan kejadian menakjubkan.
Insan dengan pikiran
ternoda dan tidak memiliki berkah, hanya bisa mempercayai bencana dan kejahatan
Kejadian yang
terjalin dengan hati sendiri lebih mudah dapat dipercaya, sedangkan yang beda
jauh dengan tingkatan sendiri lebih sulit dipercaya, ini adalah hal yang pasti.
Seperti Alam Sukhavati yang merupakan kabar yang amat baik, hanya insan yang
memiliki berkah yang besar baru dapat meyakini Nya, barulah dapat menerima
undangan Buddha Amitabha untuk bersekolah di Alam Sukhavati. Sebagian otak
orang lebih terkotori, juga mengalami kemunduran, lebih mempercayai kabar
berita segala kejahatan yang dimuat di suratkabar, bencana, dan kejadian yang
mengerikan, kekurangan kekuatan berkah untuk mempercayai hal yang baik ini, malah
akan menganggap ini adalah dongeng.
Ini seperti orang jaman kuno tidak percaya
bahwa pesawat antariksa dapat mendarat di bulan, juga ibarat penduduk asli
Afrika tidak percaya bahwa di dunia ini ada benua yang bernama Amerika, juga
tak bisa menyalahkan bila mereka tak percaya, karena “keyakinan” memerlukan
kebijaksanaan, juga memerlukan berkah yang mencukupi. Bila saat itu Columbus
tidak memiliki kebijaksanaan, percaya bahwa di samudera yang begitu luas masih
ada daratan lain, dia juga tidak akan mengadakan petualangan dengan kapal laut,
sehingga menemukan Benua Amerika. Jika belum pernah mendermakan maitri karuna,
tentunya juga akan meragukan dermawan maitri karuna Buddha.
Andaikata saya
ingin menghadiahkan anda sebungkus jeruk, mungkin anda takkan merasa curiga dan
bersedia menerimanya. Namun jika saya
mengatakan saya memiliki sebuah rumah di Amerika, lengkap dengan tamannya juga
supir mobil dan mobilnya dengan tanpa syarat ingin dihadiahkan kepada anda, tentunya
anda akan terkejut, merasa curiga jika saya memiliki maksud terselubung, mungkin
anda tidak berani menerimanya. Karena seumur hidup anda jika tidak pernah
dermawan terhadap orang lain, tentu saja anda merasa curiga pada sikap dermawan
saya. Kita sebagai makhluk yang kurang memiliki maitri karuna yang serupa
Buddha, maka itu juga selalu merasa ragu pada maitri karuna Buddha, tidak
berani menerima maitri karuna Buddha. Walaupun Alam Sukhavati merupakan
kenyataan yang benar adanya, namun hanya insan yang memiliki berkah dan
kebijaksanaan yang mencukupi barulah berani meyakini dan menerimanya.
Sebagai
dokter yang menghadapi para pasien yang akan menjelang ajal, saya telah sering
melihat sebagian orang karena satu niat pikiran “yakin” , bersedia menuju Alam Sukhavati juga sudi melafal Amituofo,
saat ajalnya tiba, sungguh telah melihat Buddha Amitabha muncul dihadapannya
menjemputnya ke Alam Sukhavati, berkah
yang sangat bagus ini dan Alam Sukhavati yang indah menakjubkan, sungguh telah
diperolehnya, ini sungguh merupakan keberuntungan dan bahkan terlalu mudah. Untuk
menwujudkan hal ini tidaklah sulit, kesulitannya ada pada faktor keyakinan.
Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng : “Dari Bahagia
Menuju Kebahagiaan”