Membahas
beberapa tradisi kepercayaan (bagian 3)
Pertanyaan dan jawaban aneh seputar
masalah feng-shui
Belakangan ini, ada seorang pengurus vihara, mengunjungi praktek seorang
yang mengaku dirinya sebagai ahli feng-shui. Pengurus vihara ini bertanya :
“Beberapa hari ini ada orang yang dimakamkan dekat lokasi vihara, tidak tahu
apakah akan berpengaruh pada feng-shui vihara?” Pengurus vihara ini tampak amat
gelisah dan risau. Ahli feng-shui itu menjawab:”Dikhawatirkan vihara tidak
berdaya untuk menahannya”. Si pengurus vihara bertanya lagi:”Mengapa demikian?”
Ahli feng-shui menjawab dengan sangat berwibawa : “Karena dewa pelindung vihara
sudah kebanyakkan”
Jawaban ini dianggap serius oleh orang banyak, bagaimana dengan anda?
Mengkaji
mengapa harus mengajukan pertanyaan?
Pertama, mari kita kaji terlebih dahulu, mengapa bisa timbul pertanyaan
demikian? Mengapa harus merasa khawatir karena ada orang mati yang dimakamkan
dekat vihara sehingga feng-shui vihara akan terpengaruh? Sesungguhnya apakah
yang dikhawatirkan pengurus vihara itu adalah kekuatan Buddha dan kekuatan orang
hidup tidak sebanding dengan kekuatan orang mati? Andaikata kematian seorang makhluk, dapat
membawa pengaruh buruk pada sebuah vihara, mengapa harus percaya lagi pada
Buddha yang tidak memiliki kekuatan penyelamatan? (Bukan Buddha tidak memiliki
kekuatan, namun keyakinan anda yang tidak memiliki kekuatan!). Terhadap Buddha
sedikitpun tidak memiliki pemahaman, juga tidak memilki keyakinan, harusnya
mengkaji diri kembali seperti kisah tanaman bonsai itu, mengkaji kembali
mengapa anda harus percaya pada Buddha yang tidak berdaya? (Sesungguhnya bukan
Buddha yang tidak memiliki kemampuan, namun keyakinan anda yang bermasalah!)
Mengkaji
jawaban yang diberikan
Dewa pelindung vihara begitu banyak, cahaya
sejahtera juga akan menyinari para penduduk serta roh hantu yang ada di
sekitarnya, mengapa malah akan menyebabkan orang tidak dapat bertahan?
Sebagian pendapat umum, vihara adalah tempat yang paling terang dan paling
sejahtera, para Buddha dan Bodhisattva adalah paling maitri karuna dan paling
bijaksana, semakin kita meneladani Nya, harusnya semakin menuju ke arah baik
dan sejahtera, mengapa mendekati vihara malah jadi tidak dapat bertahan? Bila
bukan siswa yang melanggar sila, mengapa harus takut mendekati guru yang
sejahtera dan sekolah yang trampil? Bila masyarakat yang jujur, mengapa harus
takut pada polisi? Maka itu jangan mudah terpancing oleh perkataan yang tidak
sesuai dengan akal sehat.
Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi
Pesamuan Kolam Teratai