Tidak
memahami tujuan melatih diri --- selalu saja dibinasakan pintu Dharma “benar
dan salah”
Jika seseorang tidak mengerti tujuan
melatih diri adalah “menyingkirkan kerisauan, melepaskan kemelekatan pada
keakuan, mengembalikan jiwa KeBuddhaan yang suci adanya”, setiap menghadapi
soal ujian, selalu mencari alasan --- saya tidak bersalah, mengapa anda
memarahi diriku? Selalu berusaha memperebutkan “andalah yang tidak memiliki
aturan, saya yang lebih benar”, saling berebutan, hanya ada antara anda dan
saya, masalah siapa yang benar dan salah, inilah yang disebut “benar dan salah”.
Kadang kala, kita merasa bahwa diri
kita adalah praktisi Ajaran Sukhavati, sesungguhnya masih banyak yang melatih
pintu Dharma “benar dan salah” --- jika dikatakan hendak melafal Amituofo maka
beralasan pernafasan nya yang kurang bagus, mudah mengantuk; namun jika hendak berdebat
dan saling memperebutkan, maka tampak begitu kuat pernafasannya, juga takkan
mengantuk.
Ketika membaca Amitabha Sutra di
dalamnya tertera bahwa melafal Amituofo harus menfokuskan diri dan tak
tergoyahkan, dan saat menjelang ajal pikiran tak goyah, namun kita tak perlu
membahas sampai saat menjelang ajal, sedangkan dalam keseharian saja orang lain
mengkritik anda satu kalimat saja, atau memarahi anda di depan umum, maka kita
langsung emosi! Begitu kita beranggapan bahwa masalah sepele di alam saha
sebagai kejadian penting, maka akan melupakan Buddha sama sekali, bukan hanya
dikacaukan olehnya, namun juga dibinasakan olehnya!
Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng : Ujian
dari Master Guang Qin