※Ujian ditengah kesakitan
Apakah itu adalah lipan?
Dilempar kamu, entah sakit tidak?
Suatu hari, guruku bersama sekelompok
orang pergi ke hutan untuk bekerja, dia meletakkan topinya di atas tanah, ada
seekor lipan (kelabang) memanjat dan bersembunyi di dalam topinya, waktu itu
guruku masih belum mengetahuinya --- ketika hendak memakai kembali topinya,
biasanya dia akan mengibas dan memukul-mukul topinya terlebih dahulu sebelum
dipakai, begitu dia memakai topinya langsung digigit oleh lipan, tak hanya
memerah namun juga amat sakit, dan kulit kepalanya langsung membengkak!
Namun karena setiap orang memiliki
pekerjaan masing-masing, walaupun lukanya sangat sakit, juga harus menahan
sabar untuk menyelesaikan pekerjaan, akhirnya kesakitan sampai berdiripun tak
kuat lagi, maka melapor pada Master Guang Qin. Master malah tidak menanyakan
bagaimana kondisi lukanya, apakah parah atau tidak, hanya bertanya ---
“bagaimana keadaan lipan tersebut?” Guruku menjawab :”Ketika itu saya digigit
dan kesakitan, belum melihat jelas topinya sudah langsung kulempar!” Master Guang Qin berkata : “Terus lipannya
sudah kamu lempar, apakah terluka atau tidak ya?”
Menjaga
“sebersit niat pikiran yang muncul” melampaui memperhatikan raga
Ada orang yang mungkin merasa aneh ---
mengapa Master Guang Qin begitu tak peduli pada muridnya yang sedang terluka? Sesungguhnya,
sikap Master Guang Qin terhadap muridnya yang serius melatih diri, adalah
menjaga niat pikiran muridnya, dan Dharmakaya serta jiwa kebijaksanaannya,
melampaui menjaga raganya.
Niat
pikiran yang menentukan raga.
Oleh karena kita berada di enam alam
tumimbal lahir, pasti memiliki raga,
hanya saja setiap kelahiran bentuk raga kita berbeda, kadang kala memakai raga “manusia”. Kadang
kala menjadi “hewan”, jadi babi, sapi, atau bahkan menjadi raga setan. Raga itu
pasti ada hanya saja berbeda-beda! Tubuh apa yang akan dimiliki adalah
ditentukan oleh niat pikiran kita. Bila saat ajal sebersit niat pikiran yang
muncul adalah amarah, maka akan berganti raga makhluk neraka yang menderita,
namun bila saat ajal sebersit niat
pikiran yang muncul adalah melafal Amituofo, maka akan berganti raga Buddha
yang keemasan.
Saat
kesakitan juga harus mempertahankan hati maitri karuna
Seketika
juga keluar dari “kemelekatan pada keakuan”, memperoleh kebebasan
Dalam keseharian kita hanya tahu
menjaga diri kita sendiri, melekat pada tubuh, dan bukannya mempedulikan sebersit niat
pikiran yang muncul! Master Guang Qin begitu maitri karuna, mengingatkan
muridnya --- walaupun digigit lipan, walaupun dalam keadaan kesakitan, harus
tetap mempertahankan hati maitri karuna, juga menjaga lipan, tidak hanya
menjaga diri sendiri dan mengasihani
diri sendiri.
Ketika kita dapat membangkitkan hati maitri karuna pada semua
makhluk, seketika juga muncul sebersit niat pikiran tersebut, kita takkan
merasa menderita, yakni keluar dari kemelekatan pada tubuh jasmani, memperoleh
pembebasan. Lagipula, bila sepanjang hidup kita memancarkan gelombang pikiran
maitri karuna Buddha dan Bodhisattva, maka tentu saja memancarkan rupa para
Buddha dan Bodhisattva, memperoleh raga Buddha dan Bodhisattva.
Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng : Ujian
dari Master Guang Qin